PONTIANAK POST
Pontianak, Rabu, 03 Desember 2008
– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar bersama TNI AD, AL dan Polair berencana melakukan operasi illegal logging. Kegiatan ini diberi nama Operasi Bekantan Rimba dan Bahari. Dua Kabupaten menjadi sasaran operasi, Kabupaten Bengkayang dan Sambas. Dari namanya rimba dan bahari, operasi ini akan terbagi dalam dua kelompok. Di Bengkayang yang akan dilakukan adalah operasi rimba, sedangkan di Sambas operasi bahari. “Sesuai georafis daerahnya,” Kepala BKSDA Kalbar Ir Maraden Purba dihadapan sejumlah wartawan dalam acara jumpa pers rencana operasi di BKSDA Kalbar, Selasa (2/11).
Operasi ini, ditegaskannya, untuk menjalankan Inpres Nomor 4 Tahun 2005. Selama dua bulan personel gabungan akan intensif melaksanakan operasi. Tidak hanya melibatkan aparat pemerintah, BKSDA juga melibatkan beberapa Non Governence Organitation (NGO) yang memang konsen pada pelestarian lingkungan. “Dari instansi SPORC, AD, AL dan POLRI jumlah personel yang akan diturunkan seluruhnya berjumlah 176 orang,” katanya.
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang efektivitas operasi ini, Maraden mengatakan, setidaknya ada gerakan penyelamatan lingkungan. Meskipun hanya dilakukan di dua kabupaten, bukan berarti tempat lain bebas dari kegiatan illegal logging.Bagaimana tanggapannya tentang banyaknya kasus illog yang divonis ringan bahkan bebas oleh hakim? Menurut Maraden, pihaknya sebagai petugas lapangan hanya tahu menangkap dan mengungkapkan kasus. Sedangkan proses hukumnya sepenuhnya berada pada polisi, jaksa dan hakim. “Puas tidak puasnya relatif. Yang penting bagaimana upaya kita meminimalisir illog. Karena tidak bisa mempengaruhi keputusan hakim. Inginnya pelaku dihukum setinggi-tingginya,” ujarnya.
Komandan SPORC Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar Dedi sentoso, menuturkan, memilih Sambas dan Bengkayang sebagai fokus operasi, tentu melalui pertimbangan yang matang. Jauh sebelum menentukan daerah operasi, pihaknya terlebih dahulu melakukan penelitian.Mengenai apakah ada target cukong kayu yang selama ini belum tersentuh, ia tak banyak berkomentar. Dikatakannya, hal itu tentu menjadi rahasia operasi. Ia mengkhawatirkan, jika dipublikasikan cukong-cukong tersebut terlebih dahulu bersembunyi dan kabur. “Ada atau tidaknya cukong yang menjadi target hanya kami yang tahu,” tegasnya.(hen)
Tinggalkan komentar